Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan, Bogor

Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Senin, 05 Mei 2008

KOPI Sastra

haiii...haii...hai....
ada komunitas baru loh.
namanya KOPI Sastra, tempatnya para sastrawan berkumpul.
untuk ifo lebih lanjut, kunjungi
http://kopisastra.blogspot.com

Selasa, 22 April 2008

Terima Kasih

Dalam setia nafas aku menyanjungmu
betapa sempurna ciptaan Nya
Ingin ku raih jemarimu dan
ku genggam erat bersama melangkah


terima kasih ku untuk cinta
ijinkan ku bawa bahagiamu
temani bahagiaku dalam mimpi indah

hanya Tuhan yang punya kuasa penuh
tuk satukan cinta
semua terjadi atas kehendak Nya

Inginku atas bahagiamu
yakinkan hati untuk satu cinta bersama
berusaha untuk setia hingga takkan ada
airmta yang temani jalan cinta

Syukurku kepadamu atas malamku yg bermakna


uLie

Jumat, 18 April 2008

Kotaku lutan hitamku

Asap dan semburan air panas
Hitam legam warnamu berserakan
Tanggulpun tk sanggup menahanmu
Kau mengalir tanpa permisi
Desa-desa ikut jadi korban
Orang-orang berlomba menghindarimu
Terpaksa mereka tinggalkan rumah
Walaupun hanya dengan seehelai handuk
Tuan bagaimanakah nasib kami
Kau hanya terpksa kerutkan muka
Dalam hatimu kau tak pikirkan kami
Mana janji yang kau tawarkan
Kau bayar dimuka setelah itu kau lupakan
Kamu piker mentang-mentang kami wong ndeso
Kami memang tak berpendidikan tinggi
Memang kami hanya untuk kau tindas
Ingat tuan..!!!!!!!!!! kesabaran kami ada batasnya
Kami kini datang perjuangkan hak kami
Kami tak akan sebelum janji kau penuhi
Mana tanggung jawabmu???????? Kotaku tlah jadi lautan hitam nan panas


Januar

Uang dan Sang Pengadil

Hey hey hey rakyat Indonesia
Uang telah membutakan kita semua
Tidak mandang Rakyat atau pejabat
Semua pasti kena racunnya yang sangat mematikan
Negara harus adil dan makmur
Bagaimanakah kisah adil itu?
Apakah Negara kita akan adil
Sang pengadilnya saja tidak adil
He….he,,,,,,,,,he…….he????????
?????

Yang seharusnya mengadili orang bersalah
Eh ternyata sang pengadilnya malah di adili
6 miliar cukuplah untuk menutup kasus BLBI
Apakah ini namanya sang pengadil di negarar ini
Kini urip tidak lagi meratap di teras marmer
Tapi harus meratap di trali besi
Bahagialah dia karena kasus bom bali
Bersedihlah kau karena BLBI
He……he,,,,,,,,,,,,,,,,,he????????????????
Akankah Negara ini adil???????????

Januar

Suara Jelata

kami yang hanya tertindas oleh kekuasaan
kami yang hanya tertindas oleh kebohongan
kami yang hanya terindas oleh ketidakadilan
kamiyang hanya tertindas oleh kerakusan
kami berontakkkkkkkkkkkk
jangan salahkan kami
tuan kau harus ingat akan suara kami suara yang penuh rintihan
suara yang tertindas suara rakyat jelata


Januar

Senin, 14 April 2008

Kebebasan kita dikekang

speedy memblokir blogger . ada apa ini?
kenapa kebebasan dalam berekspresi kata mesti dilarang?
karya sastra kita dalam diksatrasia jadi terkekang.

Senin, 07 April 2008

UNHALU 2008

ratusan polisi menghadiri persiapan wisuda di universitas hanluoleo, kendari
termasuk di sana datang juga pasukan elit brimob polres kendari
mereka membawa pentungan besi
beramai-ramai pesta emosi

di sana banyak mahasiswa yang satu hari lagi jadi sarjana
halaman kampus penuh bunga-bunga emosi
tempat parkir kendaraan jadi tempat rongsokan
pak rektor tak lagi punya kantor

aparat polisi kok lebih mirip penjahat kelas teri
bisanya luapkan emosi tanpa mikir apa yang bakal terjadi nanti

apa pantas lembaga pendidikan diobrak-abrik oknum pengaman
yang seharusnya mengayomi masyarakat
malah membabi-pecakkan masyarakat
beginikah negeri kita?
yang punya kuasa bertindak sok kuasa
yang merasa bodoh tetap saja jadi orang bodoh

jika ada yang salah, tangkap dong yang salah!
bukan malah membuat masalah

wahyudi 032105054

Syukur Sembahku Pada-Mu

Takkan ku biarkan lama menunggu
Terlalu sering kau jauh
Ku tak ingin jalannya menjauh
Tinggalkanku dalam kesendirian

Ku takkan rela raga ini pergi
hingga ku yakin tentang Mu
yakinkan aku bertahan
Ku tetap berada di jalanmu
dan selalu agungkan kesetiaan atas nama Mu

Ketika diriku....
dalam kebimbangan, dalam tangisnya hati
dalam jeritnya nurani, dalam sesaknya dada
dalam gejolak raga, dalam teduhnya Kasih
Hanya kepada Mu lah diri memuja


"aDe YuLia"

Senin, 31 Maret 2008

Cinta Itu Bukan Nafsu

Waktu menunjukkan pukul 02;00 pagi, tapi aku masih belum tidur. Masih di atas kasur dalam kamarku yang sumpek. Mungkin bantal sudah bosan dengan sikapku yang dari sore tadi membalik-balikkannya. Aku dihantam ribuan gelisah. Baru sekarang aku lebih bisa mngendlikan diri.

Aku menggenggam hand phone dengan penuh kebingungan. Dalam pikiranku bertarung rasa ingin menelepon dengan sms. Jika aku menelepon, nyaliku mengecil. Karena aku tak berani mengatakan sesuatu. Tapi jika aku kirim sms mungkin aku lebih berani. Tapi rasanya kurang menunjukkan bahwa aku seorang lelaki.

Kebingungan inilah yang membuatku gelisah sedari sore tadi. Aku tak pernah punya perasaan seperti ini sebelumnya. Aku diam terpaku memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan. Sekitar lima belas menit pikiranku hilang dari kepalaku. Tiba-tiba ada suara mengagetkanku. Mengembalikan pikiranku ke kepalaku.

“Hey! Sedang apa kau ini? Kau sungguh bodoh.”

“Suara siapa itu?” Tanyaku tekaget sambil melihat ke semua sudut kamar.

“Benar-benar kau bodoh. Kau tidak tahu siapa aku?” katanya dengan nada sedikit membentak.

“Hey, kau! Jangan jadi pengecut! Tunjukkan siapa dirimu!” sentakku ta mau kalah.

“Bukankah yang pengecut itu kamu?” katanya sinis.

“Apa maksudmu?” Aku semakin tak mengerti apa yang dikatakan padaku.

“He...! He..! He...! Kau itu pengecut tak punya nyali untuk ungkapkan persaanmu pada wanita itu.: Jelasnya sambil menertawakanku.

“Hey! Kau ini siapa? Tanyaku semakin penasaran.

“Aku ini cinta. Aku ada di dirimu.” Jelasnya.

“Apa yan kau inginkan dariku? Kenapa kau mengatakan aku bodoh?”

“Aku datang untuk memohon padamu. Dan karena itulah kenapa aku anggap kau bodoh.”

“Apa maksudmu?”

“aku ingin kau mengenalkanku pada wanita itu. Dan betapa bodohnya kau hingga aku memohon padamu untuk dikenalkan padannya.”

Aku terdiam, aku semakin bingung dengan adanya dia. Tapi sebenarnya memang itulah yang aku ingin lakukan. Mengenalkan cintaku pada wanita itu.

“Lalu bagaimana caranya?” Tanyaku sedikit menuntut.

“Itu juga kenapa aku bilang kau bodoh. Kau kan sedang pegang hand phone, telepon saja dia!”

“Ini sudah pagi. Lagi pula aku takut. Yang pasti aku tidak berani mengungkapkan perasaanku langsung padanya.”

“Baiklah! Kau kan bisa kirim dia sms?”

“Apa yang harus aku tuliskan padanya?”

“Aku bukan lahir dari jari-jemari. Bukan pula datang dai mata. Bukan muncul dari mulut. Apa lagi menetas dari pikian. Tapi aku tercipta dari perasaan. Perasaan itu terletak di hati. Kau tak perlu berpikir apa yang harus kau katakan padanya. Perkataan itu akan keluar dengan sendirinya dari hatimu.”

Aku kembali terdiam. Mencoba memahami perkataan nya. Aku mulai mengerti apa yang dimaksudkannya. Lalu aku mantapkan hati untuk mencoba menuliskan perasaanku pada wanita itu melalui sms.

“Baiklah, aku akan mencoba menuliskannya.?

“Itulah yang aku harapkan. Silahkan kau meneruskan apa yang hendak kau lakukan! Aku akan pergi sejenak, nanti aku akan kembali lagi setelah kau menyelesaikannya.”

“Tunggu! Tunggu! Bagaimana aku bisa menuliskan semua perasaanku jika kau keluar dari hatiku?”

Cinta terdiam sebentar, lalu tertawa kecil. “He...! He...! iya ya? Ya sudah, aku kembali ke dalam hatimu. Tapi kau harus segera menyelesaikannya.!”

Setelah cinta masuk, aku langsung mengambil hand phoneku dan mencoba menuliskan semua perasaan yangada dalam hatiku. Tak ku sangka ternyata menngungkapkan perasaan semudah ini. Tanganku terus saja menuliskan sms dengan sendirinya tanpa didikte oleh pikiranku.

Tak ku rasa kantukku mulai memberat. Mataku semakin sayu. Tapi tanganku terus saja menuliskan kata-kata yang tanpa aku sadari sudah menghabiskan lebih dari 600 karakter. Kelopak mataku perlahan-lahan menutupi seluruh bagian mataku. Tak terasa aku tertidur.

Pukul 7;30 pagi aku dibangunkan oleh suara berisik ibu yang memang sengaja membangunkanku.

“Kamu itu kayak Singa Masai. Tidur dua puluh empat jam sehari. Ayo bangun! Kamu kan msti kuliah.”

“Uh, Ibu ini kok ngebandingin anaknya sendiri sama hewan sih? Kayak iklan toko makanan luar negeri saja?” lirihku pelan.

“Habisnya kamu itu kerjanya tidur melulu.” Jawab ibu seakan mendengar perkataanku.

“Waduh! Hand phoneku mana?” Tiba-tiba aku teringat tulisanku yangsemalam belum sempata aku baca. Aku mencari hand phoneku ke sekeliling kamar. Sementara itu ibu keluar.

“Nah, akhirnya ketemu juga!” aku merasa lega karena Hand phoneku ketemu di bawah selimut. Lalu aku lihat pesan yang aku tuliskan semalam yang ternyata belum aku kirimkan. Aku membacanya kata demi kata. Betapa kagetnya aku setelah membaca pesan yang aku tuliskan.

Bidadariku

Aku bingung harus dari mana memulai perkataan ini.

Yang pasti perasaanku ingin memilikimu.

Keindahanmu membutakan mata hatiku.

Di mataku engkau bgai bidadari yang sedang mandi di sungai-sungai surga.

Betapa tak ingin berkedipnya mataku melihat tubuhmu tanpa sehelaipun kain menutupi tubuhmu.

Keindahan tubuhmu sungguh membuat keinginanku memilikimu.

‘Apa-apaan ini!” Bentakku keras. Entah kepada siapa aku membentak. Tapi dalam pikiranku hanya ada cinta yang semalam telah mendiktekan tanganku menuliskan sms ini.

“Cinta! Cinta! Di mana kamu?” tanyaku dengan nada membentak.

“Ada apa? Aku di sini.” Jawab cinta seperti ketakutan.

“Coba kau baca sms ini! Apa-apaan ini?”

Cinta diam sebentar. Aku semakin kesal dengan sikap dia. “ Hey! Jawab pertanyaanku!” Bentakku.

“Sungguh! Sungguh bukan aku yang memerintahkan tanganmu menuliskan itu.” Bela cinta.

“Bukankah semalam kau yang ada di dalam hatiku?”

“Iya. Semalam saat aku masuk ke dalam hatimu di sana sudah ada nafsu. Aku berusaha terus masuk. Tapi dia terus melawanku. Aku tak sanggup melawannya. Karena dia lebih besar dari aku. Sungguh aku tak bisa melawannya.”

“Tapi aku takl sedikitpun merasa memiliki nafsu. Apa lagi untuk aku berikan pada wanita itu. Yang ingin aku berikan itu kamu.”

“Aku tahu. Tapi dia lebih menguasai hatimu.”

“Bukankah dia ada karena memang berasal darimu? Kenapa kau tak bisa lebih menguasai dia?”

“Kau jangan berperasangka begitu! Aku tak akan pernah menyatu dengan nafsu dan nafsu bukan berasal dari aku. Nafsu ada bukan karena aku. Jadi aku tak bisa menguasai dia. Hatimu sendirilah yang seharusnya menguasai dia. Hatimu yang harus memilih siapa yang lebih luas ditempatkan di dalamnya. Ingat! Hatimu adalah tempat perasaan. Jika tempat itu di kusai nafsu berarti perasaanmu kepada dia tak lain adalah nafsu.”

Aku hanya bisa terdiam. Entah mengapa aku bisa menuliskannya seperti itu. Mungkin benarapa yangdikatakan cinta. Aku menjadi benci kepada diriku sendiri yang belum bisa menguasai nafsu. Seharusnya aku lebih bisa membesarkan rasa cinta, bukan nafsu.

Dengan rasa benci aku menghapus sms itu. Aku merasa harus menguasai nafsuku sebelum mengenalkan cinta pada wanita manapun.

Wahyudi/032105054

Gunungputri, 27 Maret 2008

00;30

Jumat, 28 Maret 2008

bloger diksatrasia

mahasiswa bahasa dan sastra indonesia sudah sangat memperhatikan dunia internet untuk sekedar mencari informasi atau mempublikasikan karya sastranya.
cukup banyak mahasiswa bahasa dan sastra indonesia yang memiliki blog pribadi yang mempublikasikan karya-karya sastranya.
di bawah ini alamat-alamat blog mahasiswa bahasa dan sastra indonesia yang kami ketahui.
http://boolle.blogspot.com
http://hfahruroji.blogspot.com
http://cerpen-boolle.blogspot.com
http://janwarpato.blogspot.com
untuk melihat blog-blog di atas kamu bisa pilih di Daftar Bloger Universitas Pakuan

Selasa, 25 Maret 2008

Lomba Blog Berhadiah 12 Juta

Balai Bahasa Bandung akan menyelenggarakan Kompetisi Blog pada tahun
2008 untuk memperingati 80 tahun Sumpah Pemuda, 100 tahun Kebangkitan
Nasional, dan Tahun Bahasa. Tema : Kebahasaan dan Kesastraan Peserta :
Umum Waktu : 1 Januari -- 20 September 2008 Informasi lebih lanjut
hubungi Balai Bahasa Bandung

Kompetisi Blog PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh diksatrasia
selasa, 25 Maret 2008

LOMBA BLOG

KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN INDONESIA

BALAI BAHASA BANDUNG 2008


1. Penjelasan tentang Lomba

1. 1 Lomba ini berkenaan dengan blog yang sepenuhnya tentang bahasa
dan sastra Indonesia.

1. 2 Tema blog adalah "Menuju bahasa dan sastra Indonesia yang
mencerdaskan dan meninggikan kemanusiaan"

1. 3 Lomba bertujuan untuk menyumbangkan gagasan untuk pengembangan
dan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia.

1. 4 Lomba ini mengajak para penggubah blog (blogger) untuk
menuangkan aspirasi, gagasan, dan pengetahuan tentang bahasa dan
sastra Indonesia melalui media blog.


2. Ketentuan Lomba

2.1 Lomba ini terbuka bagi siapa saja. Jumlah, latar belakang
usia, pendidikan, dan kewarganegaraan, serta domisili peserta tidak
dibatasi. Namun, berkenaan dengan hadiah uang yang disediakan oleh
panitia, pajak dan biaya transfer/pengiriman ditanggung oleh peserta
pemenang.

2.2 Kompetisi blog ini akan berlangsung sejak 1 Januari – 20
September 2008.


2.3 Pemutakhiran (updating) dilakukan dengan pemajangan (posting)
artikel.

2.4 Penggubah blog dapat berinteraksi dengan pembaca dan
mengembangkan diskusi tentang isu kebahasaan dan kesastraan Indonesia.
Interaksi dan diskusi itu dapat dianggap sebagai pemutakhiran.

2.5 Peserta bebas berkreasi untuk mengembangkan tema lomba sejauh
tidak dimaksudkan untuk menyerang pribadi, mengeksploitasi pornografi,
atau memicu konflik SARA..

2.6 Foto atau bentuk grafis lain dapat digunakan untuk menunjang
isi ataupun tampilan blog sejauh tidak bersifat mempromosikan produk
atau jasa secara komersial. Penggunaan foto atau gambar tidak boleh
melanggar hak cipta (copy rights).

2.7 Penyelenggara berhak menganulir materi blog yang tidak sesuai
dengan tema atau mengarah ke pornografi atau konflik SARA (suku,
agama, ras, dan antargolongan)

2.8 Materi yang diikutsertakan pada kompetisi blog ini (artikel
ataupun foto/gambar) akan menjadi hak milik Balai Bahasa Bandung.
Materi terpilih akan menjadi salah satu artikel yang akan mengisi
Laman balaibahasabandung. web.id.

2.9 Keputusan tentang pemenang adalah hak prerogatif Balai Bahasa
Bandung dan tidak dapat diganggu-gugat.


3. Syarat Lomba

3.1 Isi blog dibatasi hanya pada masalah kebahasaan dan/atau
kesastraan Indonesia.

3.2 Pembahasan boleh difokuskan hanya pada aspek tertentu dari
bahasa dan sastra Indonesia.

3.3 Isi blog terutama memuat gagasan penggubah blog, yang dapat
berupa pengembangan tanggapan pembaca.

3.4 Setelah melewati proses registrasi, peserta harus
memutakhirkan (meng-up date) blognya secara berkala dengan pemajangan
artikel ataupun diskusi/interaksi dengan pembaca.

3.5 Pemutakhiran blog dilakukan sampai dengan tenggat waktu yang
telah ditetapkan oleh penyelenggara kompetisi.

3.6 Memasang button di bawah ini secara permanen pada blog yang
didaftarkan. Button dapat dipasang di header, di sidebar, atau di
footer; tetapi bukan sebagai bagian dari posting. Button juga
seharusnya ditampilkan di setiap halaman posting dan page yang relevan.


informasi dapat dilihat di : balaibahasabandung. web.id

4. Dasar Penilaian

4.1 Originalitas gagasan penggubah blok

4.2 Nilai ilmiah gagasan penggubah blok

4.3 Kreativitas penggarapan materi yang sesuai dengan tema dan
tujuan lomba

4.4 Popularitas blog, yang ditunjukkan dengan banyaknya tanggapan

5. Juri:

5.1 Pakar Bahasa dan Sastra

5.2 Pakar IT

6. Hadiah

Hadiah yang akan diterima pemenang kompetisi blog adalah (sebagai
berikut.):
Juara1 : Rp5.000.000

Juara II : Rp4.000.000

Juara III : Rp3.000.000



* Pengumuman pemenang kompetisi blog ini akan dilakukan pada
tanggal 28 Oktober 2008.



Peron II STASIUN BOGOR

Sebuah CERPEN yang ditulis sebagiannya berdasarkan kisah nyata

Helmy Fahruroji

032105068

Tepat pukul 04.15 pm aku tiba di dalam stasiun Bogor. Seperti biasa sebelum masuk dan menaiki rentetan gerbong yang tersusun yang biasa disebut kereta api, para penumpang harus membeli karcis yang sudah tersedia. Harga dari setiap karcis pun bervariasi, ya tergantung hendak ke mana kita memiliki tujuan. Aku membayar harga karcis sebesar 1.500 rupiah karena aku hanya naik kereta itu cuma sampai stasiun Bojonggede. Stasiun Bojonggede itu berada tepat setelah stasiun Cilebut, ya ... stasiun Cilebut. Itu apabila aku membeli karcis pada pukul 12.00 pm hingga kereta terakhir nanti meluncur, sedangkan bila aku membeli karcis sebelum jam itu aku harus membayar 2.000 rupiah. Sebenarnya aku tidak tahu pasti apa alasannya harga karcis itu berubah pada jam tertentu. Mungkin, memang sudah harus seperti itu.

Ayunan langkah yang sudah cukup lelah kuarahkan menuju sebuah mushola mungil yang terletak di sudut stasiun karena aku belum menunaikan shalat Ashar sekarang ini. Setelah selesai shalat dan merapihkan barang bawaanku aku segera keluar, barangkali sudah ada kereta untuk menghantarku pulang. Ketika tiba di luar mushala hati terasa tenang, pikirankupun menjadi agak lebih sejuk. Sebelumnya kepalaku seakan sesak oleh tugas-tugas ujian akhir semster yang diberikan oleh para dosen pembimbingku.

Segera aku mencari tempat untuk istirahat, sekedar duduk-duduk. Tetapi aku melihat tidak ada tempat duduk yang kosong, sampai-sampai bangku para penjajak makanan dan minuman pun terisi oleh para penumpang yang menunggu kereta. Sepertinya hari ini kereta datang terlambat, memang kereta ekonomi di negeriku ini sering datang terlambat. Tidak jarang aku menunggu kereta hingga rasa jengkel datang menghampiriku untuk memaki para pekerja perkeretaapian. Itulah, resiko bila menggunakan jasa kereta untuk pulang pergi ke kampusku tetapi naik kereta itu aku anggap lebih mengasikan dibanding naik bus atau angkot, sebab banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk membaca, melihat barang-barang unik dan jajan yang harganya relatif murah.

Sudah hampir lima belas menit aku menunggu tetapi kereta ekonomi jurusan Jakarta belum juga menampakan diri. Aku memutar pandanganku barangkali sudah ada bangku yang kosong tetapi nihil semua bangku masih penuh. Seketika secara tidak sengaja aku melihat ada seorang laki-laki yang berkewarganegaraan asing sedang memegang gitar sedangkan di depan kedua mulutnya terdapat harmonika yang diletakan pada tempatnya. Aku jadi bingung mau apa orang itu? . . . . apa ia pengamen? . . . masa tourist ngamen sih. Dalam benaku tidak percaya bahwa ia adalah pengamen.

Tidak lama berselang setelah kereta Pakuan tiba dan berhenti, ia naiki kereta itu. Tampak ia berbincang dengan dengan seorang musisi jalanan yang memang sering kumelihatnya. Aku melihat orang-orang berdatangan bahkan pedagang mengerumuninya, sebenarnya aku sangat ingin mendekat tapi kuurungkan itu, akhirnya aku melihat dari kejauhan saja. Yang aku bingung apakah orang asing itu memang hendak menjadi pengamen. Aku masih belum bisa percaya!.

Akhirnya yang ditunggu datang, ya . . . kereta ekonomi jurusan Jakarta tiba pada jalur empat. Tampak orang-orang berbondong-bondong menuju kereta itu karena memang sudah lama menanti kedatangannya. Aku masih tetap berdiri dan memperhatikan orang asing itu. Setelah suasana agak sepi dari serbuan orang untuk menaiki kereta aku baru melangkah menuju jalur empat untuk menaiki kereta yang baru saja tiba, sesekali aku kembali menatap ke arah orang asing tadi.

Setibanya dalam gerbong aku mencari tempat duduk, namun lagi-lagi aku tidak dapat bangku untuk duduk. Aku mencoba menelusuri gernong lain ya tapi hasilnya sama saja. Aku memilih untuk berdiri dekat pintu agar dapt merasakan tiupan angin yang menyentuhku. Mataku menatap kembali pada peron II yang jelas sekali terlihat orang-orang di sana berkurang karena kepindahannya menuju kereta yang sekarang kuinjak ini. Terdengar suara alunan musik yang dimainkan oleh musisi jalanan, secara sponta aku menatap kearah suara itu. “Wah, ternyata orang bule itu memang pengamen”. Ia sedang asik memainkan gitarnya sambil menggoyangkan badan bersama pengamen lokal yang tadi berbincang bersamanya. Aku mendengarkan alunan musik itu, “asik juga bermain musiknya”.

Kereta yang kutumpangi pun perlahan melepaskan ikatannya pada rel, perlahan melaju semakin lama semakin cepat hingga hilanglah pemandangan yang tampak di peron II stasiun Bogor. Lelaki asing itu pun lenyap pada pandanganku, kini ia berada dalam hayalanku yang berubah menjadi senyuman pada bibirku. Sejenak aku bertanya, mengapa orang asing itu memilih menjadi pengamen, apakah ia tidak memiliki pekerjaan lain? . . . . ah, sudahlah!

Sampai jumpa musisi jalanan asing Pern II Bogor!